WHERE THE MOUNTAIN MEETS THE MOON

✮✮✮✮✮

Judul Buku : Where The Mountain Meets The Moon (Tempat Gunung Berjumpa Rembulan)
Pengarang : Grace Lin
Penerbit : Atria
Jumlah Halaman : 266
Segmen : Anak-anak, Semua Umur
Genre : Fantasy, Mitologi Cina


Aku akan mengisahkan sebuah kisah tentang mengubah peruntungan padamu :

Tersebutlah ada satu desa miskin di kaki gunung Nirbuah. Dinamakan gunung Nirbuah, karena gunung itu sangat gersang dan tidak ada satu pun tanaman yang bisa tumbuh dan hidup di gunung tersebut maupun tanah sekitarnya. Karena itu sekeras apapun penduduk desa itu bekerja untuk menanam padi, hasil yang diperoleh tetap tidak bisa mencukupi kebutuhan mereka. Di desa itu hiduplah satu keluarga kecil yaitu Minli, Ma dan Pa (Ba). 

Sama seperti keluarga lain di desa miskin tersebut, keluarga Minli sangat miskin dan sekeras apapun Ma dan Pa bekerja di sawah, hidup mereka tetap pas-pasan. Makanan mereka selalu nasi tanpa lauk dan tidak pernah terisi penuh dalam mangkuk mereka. Satu-satunya saat Minli bahagia adalah ketika dia mendengarkan cerita-cerita ayahnya tentang asal-usul gunung Nirbuah dan Kakek Rembulan. 

Pada suatu hari desa Minli kedatangan seorang penjual ikan mas. Si penjual ikan mas mengatakan siapapun yang memelihara ikan mas dalam rumah mereka akan mendatangkan keberuntungan. Minli yang melihat orang tuanya terus menerus lelah akibat bekerja keras namun mereka tetap miskin memutuskan untuk membeli seekor ikan mas agar peruntungan keluarganya bisa berubah.

Namun saat tau kalau Minli telah membelanjakan 1 dari 2 keping koin tembaganya hanya demi seekor ikan mas, sang ibu sangat marah, karena 2 keping uang logam tersebut adalah satu-satunya uang yang mereka miliki sepanjang hidup Minli dan selain itu Ma juga menganggap dengan memelihara ikan mas berarti bertambah lagi beban yang harus mereka tanggung karena ada satu mahluk hidup lagi yang harus mereka beri makan, sementara mereka sendiri untuk makan pun selalu kekurangan. 

Merasa bersalah karena membuat beban kedua orang tuanya bertambah, Minli pun memutuskan untuk membebaskan ikan mas tersebut ke sungai. Namun saat sedang membebaskan ikan mas tersebut, alangkah terkejutnya Minli ternyata si ikan mas bisa berbicara. Sebagai bentuk terima kasih karena Minli telah membebaskannya, maka si ikan mas memberitahukan pada Minli jalan untuk mengubah peruntungan, yaitu dengan menemui kakek rembulan. 

Maka tanpa pikir panjang, Minli pun segera menuruti saran si ikan mas dan bergegas untuk menemui Kakek Rembulan untuk bertanya bagaimana cara mengubah peruntungan keluarganya yang miskin. 

Kesan saya ada 2 kata :

Cerdik dan Mengharukan

Buku ini adalah salah satu buku yang saya pilih sebagai additional challenge bertema mitologi dari salah satu reading challenge yang saya ikuti di tahun 2013 ini. 

Jujur, saya tidak menyangka kalau saya akan suka dengan buku ini, mengingat sasaran utama buku ini adalah anak-anak. Saya tidak ada masalah dengan buku anak-anak, tapi terkadang buku anak-anak yang ditulis terlalu ringan membuat saya merasa hampa saat membacanya. Sebaliknya buku anak-anak yang terlalu “ngayal” membuat saya merasa absurd saat membacanya. 

Dan beruntunglah saya membaca buku ini (yah saya mengakui diri saya beruntung bisa membaca buku ini)  karena buku ini memberikan semua moral yang penting untuk kita semua ingat. 

Ada satu review yang dari goodreads yang saya suka, yaitu apa beda fantasi barat dan timur? dan saya suka jawabannya di mana fantasi barat lebih menekankan pada sisi heroik dan epic  macam  pertempuran, perang, good vs evil sementara fantasi timur/Asia lebih menekankan pada pesan moral dan sisi humanis melalui perjalanan hidup atau misi dari karakter utama. Dan sejujurnya mungkin itulah yang membuat saya suka dengan fantasi Asia, karena saya merasa lebih nyambung dan ikut merasakan kesamaan dengan si tokoh utama. Dan kebetulan atau tidak fantasi Asia yang pernah saya baca macam Mitsuko dan Silver Phoenix dua tokoh utamanya melakukan misi mereka demi keluarga, dan bagi kultur Asia atau timur, faktor keluarga adalah suatu hal yang sudah tidak bisa dilepaskan. 

Kekayaan bukanlah rumah yang dipenuhi emas dan batu giok, namun sesuatu yang jauh lebih bermakna daripada itu. Sesuatu yang telah dimilikinya dan tidak perlu diubahnya. ~hal 242 

Rasa syukur, mudah diucapkan dan indah untuk diteoritiskan tapi sesungguhnya sangat sulit untuk diterapkan. Coba seberapa sering kita bersyukur, yang ada malah ngeluh dan ngeluh setiap hari. Ngeluh sama kehidupan, ngeluh sama orang-orang, ngeluh sama negara dan tentu saja tidak pernah puas dengan diri sendiri. Mungkin itulah sebabnya banyak manusia yang merasa tidak bahagia dan depresi, karena kita cenderung mencari sesuatu yang sebenarnya sudah ada. Kita mengeluh kalau ortu terlalu cerewet sama kita padahal  bila dilihat dari sisi lain, kita harusnya bersyukur masih ada yang peduli sama kita. 

Jika kau membahagiakan mereka yang ada di dekatmu, mereka yang jauh darimu akan datang. ~hal 238

Jadi yang saya tangkap dari buku ini ada 3 : 

  1. Keyakinan
  2. Rasa Syukur
  3. Perbuatan baik berbuah karma baik

Dan bicara soal rasa syukur, kebetulan atau tidak, pas baca buku ini tepat di halaman 169-170 saya mendapati kertasnya cacat atau lebih tepatnya ada bagian yang sobek seperti digigit tikus, gambarnya seperti dibawah ini :


Jujur reaksi pertama saya adalah jengkel dan merasa kesal namun (yah ini perspektif saya saja) dari beberapa buku yang pernah saya baca ada salah satu pesan moralnya yang kurang lebih berbunyi, suatu persoalan berat atau tidaknya, bukan ditentukan oleh persoalan tersebut namun bagaimana kita bisa menerima dan menghadapinya. Jadi saya putuskan untuk tidak berlama-lama kesal dan menerimanya sebagai sesuatu yang unik. Yah akhirnya saya mengatasinya dengan menganggap buku saya memiliki “tanda lahirnya” tersendiri yang membuatnya berbeda dan special dibanding buku-buku lain. Toh sekiranya secara keseluruhan kondisi bukunya masih oke, tidak ada halaman yang hilang atau ngacak. 

Memang bisa saja mencoba untuk ditukar ke pihak penerbit, tapi rasanya sayang juga mengingat bukunya sudah saya sampul plastik, belum lagi keribetan yang harus saya siapkan untuk mengirim balik via JNE/TIKI dan tambah ongkir pula. 

Sejujurnya untuk ceritanya saya kasih 4 bintang plus tambahan 1 bintang untuk ilustrasinya yang cantik. Saya senang Atria juga turut menyertakan ilustrasinya (full color pula) yang digambar langsung  oleh sang pengarang, Grace Lin. Melihat ilustrasinya, saya jadi ikut terlarut masuk ke buku dan membayangkan betapa romantisnya makan malam di paviliun terbuka yang berada di dekat danau sambil ditemani cahaya rembulan. 

Untuk terjemahannya sendiri, saya kasih nilai B+ atau cukup okelah, walau ada sedikit typo. Menurut saya abjad pinyin tidak perlu benar-benar mengikuti aturan baku karena ngga semua pembaca mengerti, misal bacanya Pa tapi tulisannya Ba. Begitu pula tulisan A Gong padahal bacanya A Kong. Namun secara keseluruhan terjemahan enak dibaca. 

Buku ini saya ikutkan sebagai Fantasy Reading Challenge 2013 untuk additional challenge cerita fantasi yang bertema mitologi. Buku ini mengangkat mitologi China. 

THE PALACE OF ILLUSIONS

✮✮✮✮✮
  • Judul Buku : Istana Khayalan (The Palace of Illusions)
  • Pengarang  : Chitra Banerjee Divakaruni
  • Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama
Sinopsis :

Kau akan mengawini lima pahlawan terbesar pada masamu.
Kau akan menjadi ratu segala ratu, dicemburui semua dewi.
Kau akan menjadi pelayan.
Kau akan menjadi penguasa istana paling hebat, lalu kehilangan itu.
Kau akan diingat karena menyebabkan perang terbesar pada masamu.
Kau akan menyebabkan kematian raja-raja jahat dan anak-anakmu, dan kakakmu.
Sejuta perempuan akan menjadi janda gara-gara kau.
Ya, memang, kau akan meninggalkan jejak pada sejarah.
Kau akan dicintai, meskipun kau tidak selalu tahu siapa yang mencintaimu.
Meskipun kau mempunyai lima suami, kau akan mati sendirian, ditinggalkan pada akhirnya sekaligus tidak ditinggalkan.
-hal 67-68
Kesan saya :
Jujur saya tidak pernah menyangka akan bisa menyukai kisah terkenal dari mitologi Hindu  Mahabharata. Waktu masih kecil saya pernah melihat serial TV nya ditayangkan di TPI (seingat saya) tapi saya hanya melihat sekilas dan tidak tertarik untuk menontonnya karena drama perang dan politiknya terlalu membingungkan untuk ukuran anak SD. 
Lalu saat sudah SMU, saya mendapat pelajaran sejarah dan sering mendengar nama-nama macam Arjuna, Bima, Yudistira lalu Pandawa lima, dan tentu saja Drupadi. Namun saya tetap tidak mengerti mengenai nama-nama itu dan menganggap nama-nama itu hanyalah kisah politik dan peperangannya yang harus saya hafal untuk ulangan pelajaran Sejarah. 
Dan beberapa tahun belakangan saya sering mendengar nama-nama tersebut dalam kisah pewayangan dan iklan jamu. Bagaimana Arjuna dilambangkan sebagai pecinta ulung, lalu ada jamu kuku Bima karena katanya biar kuat dan sakti kaya Bima dan Yudistira, saya ingat ada penerbit buku-buku sekolah bernama Yudistira. Tapi karena saya belum tau mengenai kisah Mahabharata nama-nama itu hanyalah sekedar nama dan saya bahkan menganggapnya cerita pewayangan Jawa (><)
Namun setelah saya baca buku ini, semuanya berubah, dan buku ini sangat berbeda dengan kisah Mahabharata yang sering saya dengar, memang ada kisah peperangan dan politik, namun bukan itu yang jadi cerita utama buku ini, cerita utama buku ini adalah mengenai pandangan-pandangan Drupadi (atau disebut juga Panchali) tentang apa yang terjadi dimasa kehidupannya dan ternyata pandangan-pandangan Drupadi sangat menarik dan menurut saya sangat maju untuk masa itu, dan banyak pandangan-pandangan hidupnya yang feminist.
Misal :
“Dan siapa yang memutuskan bahwa tujuan hidup tertinggi perempuan adalah mendukung kaum pria?”
“Laki-laki, sumpah! Aku sih, aku berniat melakukan hal-hal lain dengan hidupku.” -hal 51
Dan mengapa perlu ada pertempuran? Pasti ada cara lain untuk mencapai kejayaan, bahkan bagi laki-laki? Aku akan mengajari mereka untuk mencari itu. -hal 51
Jadi ingat pernah ketemu pepatah ini :

Mungkinkah hal itu terjadi? 😀 dan beberapa pandangan lain yang sudah ditulis oleh Mas Harun Harahap di Goodreads

Drupadi juga tidak mau menjadi wanita bodoh seperti istri-istri ayahnya, dan untuk itu dia juga membaca buku-buku yang biasa dipelajari oleh para calon raja misal undang-undang dan hukum. Sebagai wanita dia tidak merasa cukup hanya belajar hal-hal yang berhubungan dengan kewanitaan macam seni saja, dia juga ingin belajar hal yang sama seperti kakak laki-lakinya Dre, agar kelak ilmunya berguna bila dia menjadi ratu. Keinginan Drupadi saat itu tidak lazim untuk wanita pada saat itu yang semuanya serba dibatasi. O ya saya juga suka dengan pelajaran dari si penyihir itu cocok buat menjadi femme fatale
Selain itu perkawinan Panchali dengan 5 suami sekaligus (baru kali ini saya baca buku yang tokoh utamanya poliandri, biasa adanya poligami) juga diceritakan dengan sangat menarik. Selama ini kita taunya tokoh pandawa yang paling terkenal di Indonesia itu Arjuna dan lebih sering digambarkan sebagai pecinta sejati daripada pejuang karena Arjuna bisa hidup rukun dengan para istrinya (astaga karena hal itukah di Indonesia Arjuna yang paling terkenal, karena banyak laki-laki mengangankan menjadi pecinta sejati seperti Arjuna yang bisa memikat banyak wanita bahkan dewi) namun bagusnya buku ini justru tidak menitikberatkan pada kisah-kisah asmara Arjuna, dan Arjuna memang digambarkan gagah dan pemanah ulung, tetapi justru dalam buku ini Panchali tidak mencintai Arjuna melebihi suami-suaminya yang lain, karena yang sesungguhnya dicintai Panchali adalah Karna yang tidak pernah bisa ia miliki semasa hidup. Dan ada suatu masa di mana Arjuna menjalani hidup sebagai kasim dan dia harus memakai sari 😀
Untuk suami-suami Panchali, favorit saya adalah Bima, karena jelas dia yang paling mencintai Panchali dan rela melakukan apapun demi istrinya dan jago masak pula, wanita mana yang tidak mau punya suami seperti itu, walaupun tetap saja dalam hal kesetiaan, setiap laki-laki umumnya sama saja (kalau udah ngga tahan, ambil wanita lain).
Yudistira yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, mungkin bukan tipikal suami yang diidolakan kaum wanita dalam buku ini, namun cocok untuk negara Indonesia yang butuh orang yang jujur dan taat peraturan, tapi menariknya buku ini, meskipun Yudistira digambarkan jujur, taat hukum dan peraturan juga membenci peperangan, tetap saja dia ada satu kelemahan utama dan kelemahan itu adalah judi. Sekali lagi bagusnya buku ini juga banyak memberi pelajaran hidup, contohnya bagaimana judi bisa menghilangkan segalanya begitu cepat hanya dalam waktu singkat. 
Sedangkan untuk Nakula dan Sadewa, saya melihat peran mereka hanya sebagai pelengkap dan pemanis. Tapi sekarang jadi paham kalau ada anak kembar dinamakan Nakula dan Sadewa.
Meskipun begitu hubungan Panchali dan suami-suaminya tidak selalu sempurna dan ada saat di mana dia merasa sangat dikecewakan karena para suaminya tidak membelanya, misal waktu dipermalukan oleh Duryodana, atau waktu suami impiannya Arjuna tidak membelanya saat sang ibu meminta Drupadi menikahi saudara-saudaranya yang lain.
Seperti yang sudah dibahas dalam review Mbak Echa di Goodreads yang membuat buku ini menarik dan nyambung dengan pembacanya adalah kisah ini diceritakan dengan sangat manusiawi, meskipun tema utamanya tentang dewa-dewa, raja-raja, politik dan perang, namun kepribadian Drupadi yang tidak biasa serta pandangan hidupnya yang sangat penuh dengan filosofi bisa membuat kita belajar dan berpikir akan segala perbuatan kita dalam dunia ini.  Ingatlah satu hal, bahwa karma itu ada di dunia, apa yang kita perbuat di masa sekarang bisa berdampak pada masa depan.

Buku sangat saya rekomendasikan bagi wanita dan mereka yang berjiwa feminist.