THE SEA OF MONSTERS – LAUTAN MONSTER (PERCY JACKSON AND THE OLYMPIANS #2)

✭✭✭
Judul Buku : The Sea Monsters (Lautan Monster)
Pengarang  : Rick Riordan
Penerbit : Mizan Fantasy

Aku mau bercerita mengenai mitologi dari Yunani :

Setelah nyaris 1 tahun Percy berhasil melewatkan  tahun ajaran di sekolahnya dengan normal dan damai tanpa kejadian aneh, mendadak di hari terakhirnya di sekolah justru banyak kejadian aneh menimpa Percy. Misalnya tiba-tiba saja Percy mengalami mimpi buruk bahwa sahabatnya, Grover dalam bahaya, lalu tiba-tiba  ada monster kanibal yang muncul saat jam pelajaran olahraga sedang berlangsung dan membuat kekacauan di mana-mana. 

Percy meninggalkan keadaan yang kacau di sekolah manusianya dan menuju ke perkemahan blasteran. Namun sesampainya di perkemahan blasteran, ternyata keadaan lebih buruk karena banyak monster yang menyerang para pekemah di camp blasteran. Hal itu disebabkan karena pohon Thalia yang sihirnya selama ini melindungi perkemahan blasteran mendadak layu dan sekarat akibat diracun oleh seseorang. Untuk menyembuhkan kembali pohon Thalia, diperlukan bulu domba emas. Masalahnya bulu domba emas tersebut terletak di tempat yang sangat berbahaya yaitu di sebuah pulau yang berada di tengah-tengah Lautan Monster dan dijaga oleh sosok cyclops ganas. 

Kesan saya :
Saya ngga pernah nyangka kalau saya akan menikmati Percy Jackson : The Sea Monsters. Karena jujur saja, buku Percy Jackson yang pertama itu kurang enak dibaca dan ceritanya agak annoying (IMO), saya sempet buat review singkat saya tentang Percy Jackson 1 di goodreads. Secara pribadi, saya suka sama terjemahan Percy Jakson 2 ini, karena bahasanya lebih ringan dan santai (sesuai dengan genre YA) dibanding terjemahan Percy Jackson 1. Saya baca Percy Jakcson 1 sudah termasuk lama sejak tahun 2010 dan seingat saya, termasuk buku yang saya baca dengan lama (alias kurang enjoyable) mungkin sebagian akibat faktor terjemahan yang kurang masuk, meskipun penerjemahnya cukup terkenal.

Boleh dibilang akibat buku 1 nya yang kurang enjoy, saya jadi kurang minat baca sequelnya, namun berhubung tahun ini saya banyak ikut reading challenge, salah satunya yang dihost oleh Ren’s Little Corner yaitu tentang  judul buku yang mengandung unsur nama. Berhubung saya ngga terlalu banyak timbunan buku-buku dengan unsur nama dalam judulnya, maka saya masukkin yang saya punya dahulu, salah satunya Percy Jakson : The Sea Monsters.

Faktor kedua yang bikin saya kepingin lanjut baca buku ini, adalah faktor film Percy Jackson : The Sea Monsters yang akan rilis pada pertengahan Agustus 2013, dan sudah rahasia umum kalau film itu ngga sebagus bukunya dan sering kali ceritanya beda sama buku jadi  lebih baik saya baca bukunya dulu sebelum nonton filmnya.

Overall saya suka sama buku kedua Percy ini dan saya bacanya pun termasuk cepat. Apalagi dengan celetukan-celetukan humor sarkasme bin sinis ala Percy yang sukses bikin saya nyengir kuda. Terus karakter Percy juga lebih dewasa disini, sekiranya dalam hal “kualitas pahlawan”. yaitu melindungi mereka yang kena bully, mengalah bila memang diperlukan (ngga egois), masih mempunyai rasa iba terhadap musuhnya, sigap menolong saat melihat ada yang membutuhkan atau terluka. Secara pribadi, itu cukup untuk membuat saya menyukai karakter tersebut. 

Tadinya saya mau kasih buku ini 4 bintang cuma ada 1 hal yang bikin saya ngga suka sama eksekusi cerita di buku ini yaitu terlalu banyak faktor Deus ex Machina. Kalau menurut saya beberapa point ini adalah faktor kebetulan untuk mempercepat plot device : highlight to view spoiler

  1. Percy yang mendapat 3 ransel dari Hermes komplit dengan semua perlengkapan yang dia butuhkan untuk petualangannya. (hal 138)
  2. Saat Percy kewalahan melawan Cyclops tiba-tiba saja Percy mendapat kekuatan untuk menghajar Cyclops bertubi-tubi. (hal 286 – 288)
  3. Saat Percy dkk nyaris kalah pasti muncul bala bantuan dengan timing yang tepat. Misal saat Tyson membantu Percy saat Percy vs Cyclops atau Chiron plus pasukan centaur yang tiba-tiba datang saat Percy yang tinggal selangkah lagi akan dibunuh oleh Luke. 

Jadi yah makanya 4 bintang nya saya kurangi 1, karena kebanyakan Deus ex Machina. Seperti yang saya pernah bilang dalam review saya di Percy Jackson 1 kalau Percy ini ibarat versi ringan plus kocak dari Harry Potter. Kronos ingetin saya sama om Voldie. Annabeth yang smart-ass ingetin saya sama Hermione, sedangkan Grover yang terkadang konyol ingetin saya sama Ron Weasley, hanya saja kalau Harry Potter itu cenderung serius, kelam dan ceritanya juga lebih kompleks sehingga orang dewasa pun banyak yang suka, sedangkan Percy Jackson memang lebih dibuat untuk  anak-anak. 

Ada 1 quite bagus di buku ini :
“Sepupu kecilku, jika ada satu hal yang kupelajari sekian ratus tahun ini, itu adalah bahwa kau tak bisa menyerah begitu saja menghadapi anggota keluargamu, betapa pun buruknya tingkah mereka. Tak masalah kalau mereka membencimu, atau mempermalukanmu, atau sekadar tak menghargai idemu menciptakan Internet-” 

Yah intinya sudah ngerti kan 😀 tapi sepertinya buku ini tidak jadi saya ikutkan dalam tantangan What’s in a Name Reading Challenge karena saya baru ngeh kalau judul buku ini sebetulnya The Sea Monsters, bukan Percy Jackson and The Olympians, karena itu merupakan judul seri buku. Untuk buku selanjutnya, kalau ada diskon menarik, saya mau beli lanjutannya, karena rasanya sekarang saya sudah masuk dan menikmati petualangannya Percy.

O ya, tadi saya ngomong soal film Percy Jackson and The Olympians : Sea Monsters, ada yang sudah lihat trailer terbarunya :

WHAT THE FU*K ! Saya tau kalau book to movie adaptation memang ngga pernah sama persis tapi dari trailernya, sangat jelas bagian Grover terlalu dibuat berbeda dengan di buku. Yang sudah baca bukunya pasti ngerti, saya ngga akan sop-iler walau merasa sangsi. Yah sebagai tukang ngayal sejati yang selalu bermimpi ingin pergi ke Hogwarts, Narnia, Middle Earth, Planet Pandora tempat tinggal bangsa Na’vi dan sekitarnya, saya pasti tetap akan menonton film Percy Jackson : Sea Monsters (eh itu yang jadi Hermes rupanya om Brendan Fraser, ternyata bukan)

Buku ini saya ikutkan dalam Fantasy Reading Challenge 2013 kategori Pemenang Penghargaan atau Award Winner, yaitu penghargaan Mark Twain Award pada tahun 2009.

WISHFUL WEDNESDAY #1

Ini pertama kalinya aku ikutan Wishful Wednesday, jujur saja timbunan buku di rumah masih segunung banyaknya makanya aku sempet ragu  buat wishlist untuk buku-buku yang aku mau, tapi kalau yang namanya hobby, pasti akan selalu mau dan mau, meskipun tidak langsung dibaca dan cenderung ditimbun  disimpan  dahulu sampai ketemu mood waktu yang cocok untuk dibaca. 

Kalau ditanya apa kendala dunia perbukuan di Indonesia, jawabannya beragam, mulai dari harga buku yang cenderung mahal sampai minat baca orang Indonesia yang katanya masih kurang. Wishful Wednesday pertamaku kali ini lebih berkaitan dengan harga buku yang cenderung mahal, makanya tiap kali aku ke toko buku dan melihat buku ini di display, aku cuma bisa pegang dan elus-elus doank, sambil membayangkan (dan berharap tentunya) suatu hari buku ini turun dalam rak diskonan yang harganya lebih terjangkau (50% – 70%) oke langsung saja aku posting buku yang aku impikan yah :

Judul Buku         : The Child Thief (Si Pencuri Anak)
Pengarang          : Brom
Penerbit             : Gramedia Pustaka Utama
Harga                 : Rp 150.000
Jumlah Halaman : 936
Terbit                 : November 2012

Sinopsis :
Peter anak yang gesit, nekat, dan sangat jail—dia juga sangat suka bermain, walaupun permainan-permainannya sering berakhir dengan pertumpahan darah. Sepasang matanya bersinar-sinar keemasan, dan kalau dia tersenyum padamu, kau akan menjadi sahabatnya seumur hidup, tetapi negeri ajaib yang dijanjikannya padamu bukanlah Neverland.

Nick yang berumur empat belas tahun pasti tewas dibunuh para pengedar narkoba yang memangsa keluarganya, andai Peter tidak menyelamatkannya. Sekarang anak liar yang penuh kharisma ini mengajak Nick ke suatu tempat yang penuh petualangan, berselimut sihir, negeri muda abadi. Nick bersedia ikut dengannya, walaupun dia agak curiga dengan celotehan Peter tentang makhluk-makhluk faerie dan monster-monster. Tetapi New York City bukan lagi tempat yang aman baginya. Dia tidak akan rugi apa-apa.


Namun “selalu” ada yang mesti dikorbankan.

Setelah mengikuti Peter ke sebuah pulau kelabu yang tertimpa bencana, yang dulunya adalah surga hijau indah penuh keajaiban, tahu-tahu Nick direkrut untuk ikut dalam peperangan yang telah berlangsung berabad-abad—dia mesti belajar bertarung, atau mati di antara para “Iblis”, kelompok anak-anak yang dulu dicuri Peter dan kini menjadi pasukan setianya.

Di sanalah masa lalu Peter yang kelam terungkap: ditinggalkan di hutan semasa bayi, Peter berpindah-pindah antara dunia manusia dan dunia faerie. Dialah si Pencuri Anak, pimpinan gerombolan anak-anak yang haus darah, teman yang pemberani, dan makhluk yang bersedia melakukan apa pun demi menyelamatkan sisa-sisa sihir di negerinya yang sedang sekarat.

Mengapa aku tertarik dengan buku ini karena, aku suka sama cerita-cerita dongeng yang dark. Buku ini adalah retelling dari cerita anak-anak terkenal yang berjudul Peter Pan. Hanya saja kalau selama ini kita tau-nya cerita Peter Pan ala Disney yang cenderung manis dan lucu, maka buku ini akan membuat segala sesuatunya menjadi berlawanan dengan apa yang kita ketahui. 

Tertarik untuk ikutan Wishful Wednesday, ini caranya :

  1. Silakan follow blog Books To Share – atau tambahkan di blogroll/link blogmu =)
  2. Buat posting mengenai buku-buku (boleh lebih dari 1) yang jadi inceran kalian minggu ini, mulai dari yang bakal segera dibeli, sampai yang paling mustahil dan hanya sebatas mimpi. Oya, sertakan juga alasan kenapa buku itu masuk dalam wishlist kalian ya!
  3. Tinggalkan link postingan Wishful Wednesday kalian di Mr. Linky (klik saja tombol Mr. Linky di bagian bawah post). Kalau mau, silakan tambahkan button Wishful Wednesday di posting kalian.
  4. Mari saling berkunjung ke sesama blogger yang sudah ikut share wishlistnya di hari Rabu =)

THE NOT-SO-AMAZING LIFE OF @aMrazing

✭✭✭✭
Judul Buku : The Not-So-Amazing Life of @aMrazing
Pengarang : Alexander Thian
Penerbit : Gagas Media 

Akhirnya saya ikut-ikutan juga beli nih buku. Sebelum saya tau tentang buku ini, saya tau mengenai penulisnya dulu via, yah manalagi kalau bukan twitter. aMrazing alias Alexander Thian alias si seleb tweets. Pertama tau @aMrazing dari salah satu rituit teman yang saya follow akun twitternya. Terus cek tentang @aMrazing dan liat wuih nih orang followernya banyak banget (jujur saya itu ngga aktif banget di twitter dan waktu itu belum tau istilah selebriti twitter) setelah follow akun twitternya, saya baru ngeh apa itu seleb tweets (kesimpulan saya, orang yang punya banyak waktu luang dan suka ngetweets ngalor ngidul ngga jelas).

Saya akui, tweets nya emang lucu-lucu dan gokil tapi suka juga tweetsnya menyentil, kadang beberapa tweetsnya suka saya RT juga. Yah sembari tweets, dia dagang buku juga (lebih tepatnya pengalaman-pengalaman aneh bin ajaibnya), cuma waktu itu karena mikirin timbunan buku yang masih bejibun, saya belum kepikiran beli, cuma waktu lihat review orang-orang kalau nih buku tipis dan ringan serta tak perlu waktu lama untuk membacanya (biasanya antara 1.5 – 2 jam) saya jadi tertarik beli,  itung-itung sebagai bacaan pelepas stress.

Maka mulailah saya membaca buku ini dan inilah ekspresi saya sepanjang baca buku ini :
atau
tapi ada juga yang
Kisah dalam buku ini terdiri dari 14 cerita pendek, yaitu :
  1. Maria Kere vs Seline Dion, hahahah emang kadang ada aja orang yang udah salah, ngeyel lagi, dan saya juga pernah ketemu yang tipe beginian, annoying emang. 
  2. Kondom Ona Sutra, sama kayak yang lain, saya baca bagian ini sambil ngakak keras, cuma yang bikin saya heran, itu kok bisa-bisa nya aMrazing berlama-lama pegangin tuh kondom bekas, kalau saya yang pegang dan pas tau  kalau itu kondom bekas pasti reaksi tangan saya langsung reflek buang /lempar /jatuhin tuh kondom. *O ya sempet penasaran sama siapa itu Ona Sutra, dan (serius) gw gugling dan liat youtubenya lalu nyesel sendiri.*
  3. Fesbuk oh Fesbuk, kisah yang ini dapat highlight langsung di sinopsis belakang buku dan sukses bikin saya penasaran tapi setelah selesai baca bukunya, dari seluruh cerita-cerita dalam TNSALOA, justru kisah ini yang paling kurang membekas. 
  4. Dummy Seharga Dua Juta. Ini kisah yang paling sedih dari semua cerpen-cerpen di TNSALOA. Saya pun ikut terenyuh dan sedih pas baca. Kagum sama pak Soni yang tegar dalam menjadi orang tua dan tegar dalam menyikapi masalah handphone dummy-nya. Gue selalu kagum dan respek sama orang yang tetap tegar dan bijaksana saat menghadapi masalah. BTW apa kabar Rama yah sekarang? 
  5. Ngga Canggih, Nggak Gaya, Nggak Gaul. Kebalikan ama kisah sebelumnya, kisah ini bikin gemes dan bikin saya pegen jitak si anak manja yang merongrong ibunya minta beli hape cuma gara-gara masalah gaul. Ini sih tipikal yah, karena sayangnya banyak anak-anak jaman sekarang yang mirip sama si mini-me nya Pretty Asmara ini. Gue inget temen kantor gue pernah cerita kalau dia punya teman yang suka merongrong nyokapnya untuk minta dibeliin barang-barang mewah karena pengen gaya hidup ala orkay padahal nyokapnya cuma dagang di pasar tradisional dengan penghasilan pas-pasan dan suaminya udah ngga ada tapi kalau ga diturutin selalu ngancem bakal pergi dari rumah (kadang gue mikirnya ini anaknya yang salah pergaulan atau ortunya ga bisa didik anak).
  6. Amnesia Mendadak.  Jujur saya juga termasuk yang jarang atau mungkin udah ngga pernah lagi nonton sinetron dan nonton infotainment (yah mungkin baca infotainment di internet dengan hanya sekilas tampilan muka artis yang biasanya saya ngga hafalin) tapi , kalau ada artis saya juga mungkin ngga ngeh, eh tapi tergantung artisnya juga sih.  Seberapa sering buat prestasi, karya atau gosip 😀
  7. Nafas Dari Neraka. Kesan gw cuma 1, udah jatuh tertimpa tangga pula 😀
  8. That Awkward Moment. Moral dari cerita ini : 1. Saat ada masalah, hadapi dengan kepala dingin. 2. Jangan pake bahasa canggih ala dokter saat ngomong ke pelanggan. Gue inget, dulu pernah komputer gue rusak, padahal bukan rusak, cuma power supply  perlu diganti tapi kalau gue bilang ke ortu, kalau power supply rusak, mereka pasti bingung, akhirnya gw bilang aja komputernya ada sedikit kerusakan dan perlu diservis. Cuma yang kadang bikin annoying, tanya rusaknya apa? dan kalau gue bilang power supply rusak, ortu tanya lagi power supply apa?  kalau udah gini gw bingung jelasinnya karena bakal lebih panjang x lebar yang bikin mereka tambah gak ngerti. Curiosity is good but to understand it, sometimes it cannot instantly, you need to observe and learn it.
  9. Don’t Judge The Heart By The Look. Kisahnya sih klise, dan ini termasuk kisah dalam TNSALOA yang saya tangkep ditulis Alexander Thian dengan tone lebih serius dibanding yang lain. Beauty is only skin deep. Just my opinion, kayaknya kisah ini ditulis sebagai bentuk respek dan hormat sama Mas Bambang. 
  10. Dangdut Halitosis, ini kisahnya mirip sama yang nomor 7. Tapi menurut saya yang lebih lucu ada di bagian awal,  yang mahasiswa tapi ngga bisa bedain iPod dan iPhone :D. 
  11. Manajer Masturbasi, saya asli ngakak kenceng pas bagian manajer dan Alex sama -sama kaget :D. Moral dari cerita ini : Makanya kalau mau nonton bokep, kunci pintu dulu kalau ketahuan bakal rempong, karena bakal dibikin cerpen dalam buku atau dimasukin ke blog 😀
  12. Saya Anggota Dewan Y U Know?! Rasanya udah rahasia umum yah, kalau di negara kita tercinta, orang yang harusnya jadi abdi rakyat tapi kelakuannya malah norak dan kayak orang non-education, yang ada kalau  ada anggota dewan kena musibah macam ditipu, bukan dapat iba dari masyarakat ,malah dapetnya, “Sukurin loe, korupsi melulu sih.”
  13. Preman Jadi-Jadian. Bab ini sepertinya ditulis untuk menertawakan nasib sial aMrazing. Saya no comment deh, kasihan udah berdarah masih harus diketawain lagi. emang kayanya hari itu jadi hari derita loe.
  14. Jujur Itu Mahal. Ada satu quote yang dalem di sini, “Sometimes, the reality makes people don’t want to wake up and smell the coffee, because they’re afraid to feel the pain. They choose to live in the warm blanket of denial instead”. Alias udah tau, tapi berpura-pura ngga tau, dan ngga mau tau. Terlepas dari apapun kasusnya, tapi banyak orang yang seperti itu, menolak untuk menerima faktanya dan lebih milih tutup mata. Kenyataan ngga selalu seindah bayangan.  Janji banyak yang palsu. Harapan banyak yang tidak kesampaian. Ekspektasi ternyata gagal.  Well, call me pessimistic, but that’s life. Hmmm gue belajar bahasa gaul baru, baru tau kalau melambai ada kata lain yaitu ngondek. 

TNSLOA itu lucu? Jelas. Menghibur? Pasti. Enak buat dibaca ulang?iya, kalau lagi stress.  Worth untuk dibeli? ngga terlalu mahal, beli aja lah. Menginspirasi? belum  sampai sih 😀

Akhir kata kalau penulis ingin melanjutkan kisahnya di buku 2, aku nantikan deh, soal setau aku, penulisnya punya banyak pengalaman malu-maluin (apalagi kalau lagi traveling), jadi boleh donk di share, biar bisa kita ketawain lagi 😀 (#eh #LariAlaKeong)

PS : Gue masih penasaran, kenapa sih aMrazing berangan-angan dipangku dan di gendong sama Hugh Jackman?

PERFECT CHEMISTRY (PERFECT CHEMISTRY #1)

✮✮✮✮
Judul Buku : Perfect Chemistry
Pengarang : Simone Elkeles
Penerbit : Terakota

Akan kuceritakan kisah romantis padamu,(terlalu membosankan bo, jadi gue ganti aja yah gaya reviewnya jadi free style alias gaya bebas, hehehe). 

Oke darimana saya harus mulai (*pengakuan gue dulu aja kali yeh*)
  1. Saya sangat telat baca buku ini, saat orang-orang (khususnya teman-teman GRI) lagi pada heboh-hebohnya bahas buku ini, saya baru memasukkan buku ini ke dalam buy list saya dan untunglah sebelum buku ini ditarik kembali dari peredaran, saya sudah sempat membelinya. (Better late than never)
  2. Apa keistimewaan buku ini sampai pada dihebohkan dan sampai saya bisa kasih 4 stars padahal temanya standar aja, saya akan bahas point-point sotoy saya dibawah. 
  3. Alasan saya suka sama buku ini dan kasih rate tinggi karena Perfect Chemistry mengembalikan feel saya yang sempat hilang *bahasa apa sih gue* akan romantisme dan optimisme cinta remaja  akibat beberapa buku YA yang saya baca belakangan ini,  bagian romensnya terasa datar dan kurang chemistry (sorry yah, cuma pendapat pribadi, *curcol bentar* sejak taon kemaren, gue sempet mikir kalau gue udah bosan sama tema romantis, rada aneh karena mengingat buku-buku romantis dari lini Harlequin itu lah yang pertama kali bikin gue jadi suka baca novel *sebelumnya bacaan gue komik, ya mungkin ada juga novel-novel detektif macam STOP dan horror kayak Goosebumps tapi utamanya tetep komik, mulai ngalor ngidul* tapi gue rasa, gue cuma jenuh dan butuh variasi bacaan aja cuma sialnya bacaan YA yang gue baca belakangan ini, nyaris eksekusi bagian romensnya gue komplen semua yang berakibat gue jadi skeptis sama bagian cinta-cintaan di semua genre )
  4. Saya baca buku ini dengan ekspektasi biasa, karena beberapa kali buku yang saya baca dengan ekspektasi tinggi justru gagal memenuhi harapan saya, dan untunglah hal tersebut tidak kejadian pada buku ini, yang ada justru sebaliknya (it’s far better than I expected)
Tema buku ini benernya standar aja dan banyak dijumpai dalam buku-buku YA macam :
– High school life. 
Alex dan Britanny murid SMU berusia 18 tahun yang berusaha menyelesaikan tahun   terakhir mereka di SMU dan dibebani dengan PR dan tugas-tugas sekolah. 
– Star-crossed lovers. (Bad boy and good girl, cliche huh)
Alex, pemuda latino mexico miskin, anak genk, tangannya penuh tatto, suka berkelahi dan selalu terlibat masalah yang bisa mengancamnya masuk penjara sedangkan Britanny, cewe baik-baik dan populer dari keluarga kaya, kapten cheer leader yang selalu berusaha tampil sempurna dan sebisa mungkin menghindari berurusan sama yang namanya anak genk macam Alex, cuma   karena di kelas kimia mereka berdua terpaksa dipasangkan. Alex pun yang mulanya memandang remeh Britanny tapi karena diajak taruhan sama temannya, maka dia coba menggaet Britanny. 
– Hate you but then I love you 
Selalu berawal dari prasangka buruk yang berlanjut ke sexual tension lalu saling rindu terus saling cinta dan berikutnya saling buka-bukaan #eh
– Macho guy 
Bad boy, ganteng, jaket kulit, otot bisep dan trisep, what can I say?
– Tough heroine 
Karena cewenya bisa bales ngerjain cowonya dan bakal ngelawan balik kalau ada yang ajak berantem, selain itu ngga apa-apa buat cewe kalau mau move duluan ke cowonya *contoh yang bagus dan harus ditiru*

Selain itu apa kelebihannya dari buku-buku YA lain :

– Saya suka sama bagaimana pengarang mendeskripsikan para tokohnya, terutama hero dan heroine-nya.Walaupun keduanya digambarkan kuat, tangguh, cerdas, cool tapi ngga nyebelin dan jauh dari kesan sempurna. Masing-masing harus nanggung beban keluarga, dan mati-matian melindungi anggota keluarga yang mereka sayangi, jadi masing-masing ada pergumulan batin yang harus dihadapi. Jujur aja buat saya pribadi, saya selalu respek sama tokoh utama yang : 1. ngga egois 2. family oriented. Jadi teringat sama Katniss Everdeen dan Meghan Chase yang rela menceburkan diri dalam bahaya demi adik mereka. 
Family matters, balik lagi ke masalah personal taste, dan karena saya juga suka ngalamin family matters somehow I feel connected with their situation, dan kadang family matters ini suka terlupakan di beberapa buku YA. 
Tidak ada kalimat yang bertele-tele dan bahasa kiasan yang lebay. Kalimat berbunga-bunga atau metafora tak penting. Plot, narasi dan dialog berjalan secara natural dan apa adanya tanpa basa-basi ngga penting. Bukannya saya ngga suka bahasa puitis tapi kadang bahasa puitis membuat cerita jadi terasa tidak nyata dan lebih dipakai buat sekedar manjang-manjangin plot aja. Romantis kan ngga selalu harus lebay atau cheesy. 
Friendship matters, saya suka dengan bahasan persahabatan dalam buku ini. Buku ini ngajarin kalau kita dapat teman baru, jangan tinggalkan teman lama kita tapi ajaklah teman baru dan teman lama kita saling berteman juga, tidak perlu memilih salah satu tapi perluaslah persahabatan dan jadilah jembatan antara yang satu dengan yang lain.
Dua sudut pandang, penulis menggunakan 1st person POV (sudut pandang orang pertama) secara bergantian antara Alex dan Britanny, dan Mrs Elkeles mengeksekusinya dengan sangat baik, saat bagian Britanny, saya merasakan girlie-nya Britanny, sedangkan saat bagian Alex, terasa cowo banget lengkap dengan omongan kurang ajar khas cowok. 
Cerita yang serius dan nyata, meskipun YA, konfliknya menurut saya cukup serius dan yang terpenting terasa real

Kalau soal masalah happy disney end, saya sih ngga masalah, justru untuk buku-buku romens saya lebih suka kalau akhirnya happy disney end daripada akhiran aneh-aneh gak jelas yang bikin depresi. 

Nice quote from this book :

“Kita ini aktor dalam hidup kita, berpura-pura jadi pribadi yang kita inginkan untuk dilihat orang lain.”

Ada beberapa lagi benarnya, tapi saya lupa di halaman berapa. 

Last words untuk angelic zai-zai yang udah menerjemahkan buku ini, you are doing awesome works.  Terjemahannya sukses bikin saya jadi fans angelic zai-zai dalam hal penerjemah favorit. Begitu pula dengan Mery yang bertugas sebagai korektor yang bikin buku ini terasa nyaman saat dibaca.

FRANKENSTEIN

✮✮✮✮

Judul Buku: Frankenstein
Pengarang: Mary Shelley
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Segmen: Dewasa-Muda
Genre: Klasik, Fantasi

Apa yang ada di pikiran kalian saat mendengar nama Frankenstein? kalau saya sih jujur sebuah bayangan monster dengan wajah buruk rupa dan masing-masing sisi kepala atau leher ada pakunya, visualisasinya kurang lebih yah seperti ini deh :

atau visual hidupnya :
Emang menyeramkan, tapi ada satu hal penting yang harus kalian tau, yaitu nama monster tersebut bukanlah Frankenstein. Nama Frankenstein merupakan nama dari pencipta monster tersebut yaitu Dr Victor Frankenstein sedangkan nama monster tersebut adalah, yah tidak ada nama dan sampai buku berakhir pun, si monster tetap tidak punya nama. Karena itulah si monster dipanggil Frankenstein’s monster dan gara-gara hal itu banyak orang kira kalau nama si monster adalah Frankenstein. 

Apa yang akan saya lakukan seandainya saya ketemu dengan mahluk menyeramkan seperti gambar di atas? yang pasti pertama reaksi saya adalah seperti ini :

lalu saya akan lari terbirit-birit 
sambil teriak-teriak, “tulung-tulung ada setan”. 
Ehem, ngaku deh, pasti reaksi kalian juga sama kayak saya. Bohong kalau bilang ngga. 

Tapi sebenarnya, apa sih yang si monster ciptaan Frankenstein itu lakukan sampai dia begitu ditakuti? sejujurnya yang dia lakukan adalah………. tidak ada. Hanya rupanya saja yang terlalu seram untuk ukuran standar manusia jadi siapapun yang melihat jadi takut. Dan itu semua salah si Victor Frankenstein, pencipta yang tidak bertanggung jawab dengan mahluk ciptaannya sendiri dan membiarkan si mahluk kabur, karena ternyata si dokter juga takut sama mahluk ciptaannya sendiri. 

Terus mahluk tersebut berkeliaran dan membuat setiap orang yang ditemuinya ketakutan gara-gara rupanya yang seram, padahal yang diinginkan mahluk tersebut hanya beberapa hal sederhana macam cinta, persahabatan dan disukai. Tapi rupanya ngga jaman dulu ngga sekarang, penampilan dan fisik selalu jadi penilaian pertama seseorang dalam menentukan kesan pertama. 

Novel klasik selalu penuh filosofi, menurut saya, tokoh-tokoh di buku ini ngga ada yang baik maupun jahat. Boleh saja protagonis adalah Victor Frankenstein, tapi seperti yang diceritakan dalam buku ini, Victor Frankenstein adalah biang kerok dari semua penderitaan tokoh-tokoh lain dalam cerita. Tokoh yang paling mengundang simpati di sini siapa lagi kalau bukan si monster yang kesepian. Semua orang takut dan benci padanya hanya karena rupa seramnya, padahal hatinya justru lembut, walau beberapa perbuatannya memang tidak bisa dibenarkan, namun bukan maksud si monster untuk berbuat seperti itu. 
*Puk, puk monster, kamu tabah yah, hidup emang keras dan gak adil* curcol.com

Secara keseluruhan saya suka buku ini dan saya angkat jempol untuk pengarangnya Mary Shelley yang menulis cerita ini saat usianya masih sangat belia yaitu 18 tahun, ide ceritanya pun sangat kreatif walaupun mungkin tidak logis (but hell with logic, just imagine and have your own fantasy), seandainya saya masih umur segitu dan disuruh nulis cerita, mungkin saya akan membuat novel romens picisan. 

Kalimat favorit saya di buku ini “Sebab dalam hidup aku selalu merasakan penderitaan, sedangkan dalam kematian aku merasakan kedamaian”. 

Kalau dipikir-pikir tuh kalimat serem juga, jadi ingat banyak kasus suicide akhir-akhir ini. 

DADDY LONG-LEGS (DADDY LONG-LEGS #1)

✮✮✮✮
Judul Buku : Daddy Long-Legs
Pengarang  : Jean Webster
Penerbit      : Atria

Jadi ceritanya :

Ada seorang gadis yatim piatu bernama Jerusha(Judy) Abbott yang selama 17 tahun kehidupannya dihabiskan di panti asuhan dan tidak ada keluarga atau orang yang mau mengadopsinya. Hingga  Judy sampai dimana usianya sudah tidak memungkinkan lagi untuk tinggal di panti asuhan, datanglah seorang wali yang baik hati yang bersedia membiayai Judy agar bisa kuliah ke perguruan tinggi dan sebagai gantinya, wali ini meminta Judy mengirimnya surat-surat mengenai dirinya saat masuk kuliah nanti. 

Maka dimulailah kisah Judy dan peristiwa-peristiwa menyenangkan yang dialaminya semasa kuliah, dalam bentuk tulisan-tulisan suratnya kepada walinya yang dipanggil Judy “Daddy Long-Legs” termasuk perasaan mindernya terhadap teman-temannya akan masa lalunya yang dari panti asuhan. Hingga di akhir buku ketika identitas sesungguhnya “Daddy Long-Legs” akan dibuka

Kesan saya :

Daddy Longs Legs adalah salah satu kisah klasik terkenal sepanjang masa, memang bukan sebagai salah satu novel yang masuk bacaan terbaik sepanjang masa. Tapi buku ini salah satu buku yang sangat populer dalam literatur klasik karena tokoh utama adalah karakter yang berjiwa feminis, optimis, ceria dan humoris yang ditulis pada era dimana pria masih mendominasi tatanan kehidupan dan norma-norma sosial pada masa sebelum pecah perang dunia 1. 

Dan karena kisah Daddy Long-Legs ini populer, banyak plot dalam manga-manga Jepang yang memakai tema atau formula serupa, salah satunya adalah Candy-Candy dan Topeng Kaca. Saya agak lupa cerita Candy-Candy, tapi Candy juga mengira kalau penolongnya yang baik hati adalah seorang kakek tua dan di buku terakhir baru diketahui kalau dia adalah…
Begitu pula dengan Topeng kaca. Maya tidak tau siapa mawar jingga, meskipun Maya sering bertemu dengan orang tersebut, dan Maya selalu mengira kalau mawar jingga itu adalah orang tua, sebelum akhirnya menyadari bahwa mawar jingga adalah…
Jadi ngalor ngidul ke Candy-Candy dan Topeng Kaca, eniwei balik ke Daddy Long-Legs yang saya suka dari bacaan klasik adalah mereka punya banyak sekali quote-quote bagus, seperti misalnya :

“It isn’t the big troubles in life that require character. Anybody can rise to a crisis and face a crushing tragedy with courage, but to meet the petty hazards of the day with a laugh – I really think that requires spirit.
It’s the kind of character that I am going to develop. I am going to pretend that all life is just a game which I must play as skillfully and fairly as I can. If I lose, I am going to shrug my shoulders and laugh – also if I win.”

atau

“I’m going to enjoy every second, and I’m going to know I’m enjoying it while I’m enjoying it. Most people don’t live; they just race. They are trying to reach some goal far away on the horizon, and in the heat of the going they get so breathless and panting that they lose sight of the beautiful, tranquil country they are passing through; and then the first thing they know, they are old and worn out, and it doesn’t make any difference whether they’ve reached the goal or not.”

atau ini

“I’ve discovered the true secret of happiness, Daddy, and that is to live in the now. Not to be for ever regretting the past, or anticipating the future; but to get the most that you can out of this very instant…I’m going to enjoy every second, and I’m going to know I’m enjoying it while I’m enjoying it. “

Terkadang saya merasa pepatah-pepatah itu sangat mencerminkan keadaan kita pada umumnya, kita bekerja sangat keras demi mencari uang, demi mencapai impian-impian kita, kita juga kadang sering menyalahkan masa lalu kita atau terlalu mengkhawatirkan masa depan kita sampai kita lupa bahwa kita hanya hidup sekali saja didunia ini tanpa pernah menikmatinya. 

COMANCHE MOON (COMANCHE MOON #1)

✮✮✮✮
Judul           : Comanche Moon (Ramalan Cinta)
Pengarang : Catherine Anderson
Penerbit     : Dastan
Kuceritakan padamu sebuah kisah cinta yang getir :

Loretta Simpson hidup pada suatu era perang sipil di Amerika, di mana segala sesuatunya serba kacau dan brutal, kedua orang tuanya dibunuh dengan kejam oleh para suku Indian Comanche dan Loretta menyaksikan sendiri bagaimana mereka disiksa dengan sangat sadis sebelum akhirnya dibunuh dan mati. Kejadian itu sangat membekas dalam benak Loretta dan membuatnya mengalami trauma hebat yang mengakibatkan Loretta kehilangan suaranya dan menjadi  bisu. 

Hunter of the Wolf, adalah pemimpin suku Indian Comanche dan dalam sebuah ramalan kuno, ia ditakdirkan untuk menikahi seorang gadis kulit putih agar dapat meneruskan garis keturunan Comanche. Bagi Hunter ini adalah dilema karena ia sangat membenci orang kulit putih yang telah banyak membantai sukunya dan tak terkecuali istrinya yang tengah mengandung anaknya, namun Hunter juga percaya dan menghormati ramalan kuno yang selalu dibicarakan oleh ibunya sejak saat Hunter masih kecil. 

Namun bisakah baik Loretta dan Hunter saling jatuh cinta mengingat masyarakat mereka saling membenci satu sama lain dan baik Hunter dan Loretta sama-sama mempunyai dendam tersendiri. Kesalahpahaman, praduga, prasangka dan tentu saja kebencian dan rindu mewarnai setiap kisah Loretta dan Hunter, mampukan mereka melewati semua itu dan hidup dalam damai?

Kesan saya :

Saya sangat suka sama hisrom yang satu ini. Saya  senang, Catherine Anderson tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak mengubah novelnya saat sang pengarang mencari penerbit untuk menerbitkan karya ini. Comanche Moon memang masuk kategori novel romantis  dan  untuk beberapa kategori seperti alpha male hero dan virgin heroine plus sexual tension pasti ada tapi, yah lebih tepatnya tapinya sangat banyak. Pertama, meskipun ini novel romantis tapi ceritanya sangat pahit (oh Amy). Kedua, banyak adegan kekerasan (termasuk perkosaan) dalam buku ini (secara settingnya era perang sipil githu lho). Ketiga, terlalu menguras emosi untuk novel romantis. 

Hehehehe, kalau alasan ketiga itu justru yang bikin saya suka, secara saya suka cerita romantis yang deep and emotional. Cahterine Anderson pun bilang kalau banyak batasan-batasan dalam menerbitkan novel romantis, karena itu bagi yang suka cerita romantis yang manis dan menghibur mungkin bakal merasa aneh dan ngga nyaman kalau baca buku ini. Yah semuanya balik ke selera, tapi saya akan tetap rekomendasikan buku ini sebagai 100 novel romantis yang sebaiknya anda baca (terutama bagi yang suka kisah love and hate relationship dan star-crossed lovers)

Sekarang pembahasan mengenai buku ini, yah kalau alasan sukanya saya sudah sebut di paragraf atas, yang pasti cerita cinta di buku mengajarkan

Sometimes loves are sweet and beautiful but sometimes loves also can be painful and hurtful. And true love need sacrifice. 

Itu kesimpulan sotoy ala saya 😀 untuk karakter sendiri saya ngga akan bahas banyak, karena secara garis besar baik hero maupun heroine itu masih stereotype novel-novel romance. Cowonya ganteng, kuat, perkasa, dan dibalik perangainya yang beringas ternyata hatinya lembut. Cewenya masih perawan dan walaupun secara fisik lemah tapi secara sifat keras kepala (yeah she also fall in love with the kidnapper, although at least the kidnapper here already ask permission to take her, but since the girl don’t like it, I still considered it as kidnapping). 

Selain itu saya selalu suka sama hero yang posesif dalam urusan cinta (posesif di sini bukan mengekang kebebasan pasangan tapi mempertahankan hubungan tetap utuh ngga peduli rintangan apapun yang menghadang termasuk dari pasangannya sendiri). 

Kemanapun kau pergi, aku akan selalu mencarimu dan saat aku menemukanmu, aku tidak akan pernah melepasmu lagi” ~bikin melting aja. 

SKULDUGGERY PLEASANT (SKULDUGGERY PLEASANT #1)

✭✭✭
Judul Buku : Skulduggery Pleasant
Pengarang  : Derek Landy
Penerbit      : Gramedia Pustaka Utama

Akan kuceritakan padamu sebuah kisah :

Stephanie Edgley yang baru berusia 12 tahun tiba-tiba saja mendapat warisan hampir seluruh harta kekayaan dari pamannya Gordon yang meninggal secara mendadak, seperti rumah besar Gordon yang banyak menyimpan barang-barang antik, royalti dari novel-novel horor karangannya dan aset-aset lain milik Gordon, walaupun semuanya itu baru benar-benar menjadi milik Stephanie apabila dia sudah berumur 18 tahun. Namun ternyata bukan hanya warisan saja yang Gordon tinggalkan kepada Stephanie pasca kematiannya, namun juga misteri-misteri yang selama ini melingkupi kehidupan pamannya itu. 

Bagaimana tidak, pada malam pertama sejak pembacaan surat wasiat paman Gordon kepada Stephanie, tiba-tiba saja hidupnya berubah, Stephanie bertemu dengan seseorang aneh yang mengaku sebagai detektif dan juga  teman Gordon, tapi masalahnya orang ini bukan manusia biasa, karena dia itu adalah kerangka hidup. Namanya pun aneh, Skulduggery Pleasant. 

Bersama Skuduggery Pleasant, maka dimulailah babak baru dalam kehidupan Stephanie, yaitu petualangan maut yang melibatkan para mahluk-mahluk sihir seperti manusia kertas, vampir dan tentunya para penyihir sendiri. Mampukah Stephanie menghadapi itu semua?

Kesan saya :

Yah lumayanlah. Plot dan alur ceritanya simpel, dari satu kejadian membawa petunjuk ke kejadian berikutnya dan inti ceritanya sendiri ingetin saya sama Harry Potter yaitu tentang Dark Lord yang mau dibangkitkan kembali dari kematian, hanya saja kalau di Harry Potter, nama Dark Lord nya Voldie, di Skulduggery, namanya adalah para sosok tanpa wajah. 

Mengenai karakter sendiri, favorit saya adalah Skulduggery, alasannya jelas, yaitu karena mulut sarkastiknya, tapi jangan bandingin sama sarkastik dan lebaynya Bartimaeus yah, hingga saat ini, saya masih belum ketemu karakter yang sarkastiknya bisa tandingin si jin narsis tersebut . Untuk heroinenya, disini adalah Stephanie, cukup okelah. Pemberani,  cerdas, setia kawan, berkemauan keras jadi masuk kriteria bad-ass. Tapi kalau ditanya apakah dia likeable? saya jawab sih ngga, karena selain sifat bad-ass, seperti yang Skulduggery bilang di hal 104 kalau Stephanie itu serampangan, pemberontak, pembangkang, pencari masalah dengan kata lain anaknya bandel. 

Untuk fantasinya sendiri menurut saya  buku ini agak kurang. Karena walaupun Skulduggery dan beberapa karakter lain adalah penyihir, ternyata mereka lebih banyak bertarung dengan memakai kekuatan fisik dan pistol (khusus Skulduggery) daripada sihir itu sendiri. Mungkin inilah yang buat saya merasa agak kurang enjoy bacanya, karena rasanya seperti membayangkan adegan film action yang melelahkan akibat terlalu banyak baku hantam. 

Yah, karena market utama buku ini dimaksudkan untuk anak-anak, saya rasa ini cukup okelah untuk buku anak-anak. Tapi kalau untuk universal atau segala umur masih jauh dari ekspektasi (IMO). 

ANNE OF GREEN GABLES (ANNE OF GREEN GABLES #1)

✮✮✮✮✮
Judul Buku : Anne of Green Gables
Pengarang  : Lucy M. Montgomery
Penerbit      : Qanita

“Marilla, bukankah menyenangkan jika hari esok kita pandang sebagai hari baru yang masih bersih dari kesalahan?” ~Anne Shirley

Akan kuceritakan sebuah kisah yang indah padamu :

Ini kisah tentang seorang gadis yatim piatu bernama Anne. Pasangan kakak-beradik Matthew dan Marilla Cuthbert yang masing-masing tidak menikah memutuskan untuk mengadopsi seorang anak lelaki dari panti asuhan untuk membantu mereka mengurus tanah pertanian mereka di ranch milik mereka yaitu Green Gables. Namun alangkah terkejutnya mereka ketika yang datang justru seorang anak perempuan.

Anne seorang gadis kecil berusia 11 tahun berambut merah, bukanlah gadis kecil biasa, dia ceria, sangat suka berbicara, ceplas-ceplos dan sangat suka berimajinasi dalam sekejap Anne langsung jatuh cinta akan keindahan Green Gables dan desa Avonlea. Kendati bukan anak laki-laki seperti yang diharapkan, Matthew ternyata langsung menyukai Anne, yang kehadirannya justru membuatnya merasa nyaman dan membuat Green Gables menjadi sangat hidup dan ceria. Namun tidak demikian dengan saudara perempuannya Marilla, dia keberatan dan bermaksud untuk mengembalikan Anne, namun entah bagaimana Marilla  akhirnya juga merasa tidak tega untuk menyerahkan Anne yang polos terhadap orang tidak dikenal dan akhirnya memutuskan untuk tetap mengadopsi Anne.

Kehadiran Anne membawa nuansa baru bagi Green Gables, Matthew yang sudah menyukai Anne sejak awal, senang mendengarkan celotehan Anne yang sangat suka berimajinasi dan memberi nama-nama unik pada segala sesuatu hal yang menurutnya indah seperti Kanopi Kekasih, Permadani Violet, Hutan Berhantu, dll. Sedangkan Marilla yang memutuskan untuk mengasuh Anne dan mengajarinya berbagai macam hal seperti tata krama dan sopan santun pelan-pelan mulai juga menyukai Anne.

Sedangkan bagi Anne sendiri, Green Gables adalah rumah barunya yang sangat dia sukai, disini Anne juga menjalani kehidupan normalnya sebagaimana anak-anak lain, (dimana sebelumnya dia harus mengalami kehidupan tidak pasti akibat berpindah-pindah pengasuhan) berkenalan dengan anak perempuan sebayanya, Diana Barry yang langsung menjadi sahabat terbaiknya dan juga bersekolah di desa Avonlea dan membuatnya mendapat banyak teman seperti Ruby dan Jane. Satu hal penting, jangan sebut Anne dengan sebutan wortel, sebagaimana yang dilakukan Gilbert Blythe, yang langsung membuat Anne marah dan menjadikannya musuh dan rival dalam berbagai macam hal.

Anne juga anak yang cerdas, dengan segera dia menjadi populer di antara anak-anak sekolah lain dan sikapnya yang menyenangkan membuat orang paling kaku pun menjadi luluh padanya.

Kesan saya :

Saya sangat setuju dengan quote di tampilan cover tentang novel Anne of Green Gables yang kisahnya tak lekang oleh zaman. Buku ini diterbitkan tahun 1908, sudah benar-benar lama sekali, tapi tidak perlu khawatir akan merasa bosan ataupun basi saat membacanya. Sebagaimana literatur klasik, novel ini sangat kaya akan detail deskripsi pemandangan alamnya, dan dari narasi Anne mengenai indahnya desa Avonlea dan Green Gables, sukses  membuat saya ikutan berharap tinggal di Green Gables juga 😀

Bagi yang pernah menonton serial TV lama berjudul Little House on Prairie, mungkin bisa membayangkan beberapa kisah Anne mirip dengan Laura. Dengan latar belakang landscape indah seperti hutan, tanah peternakan, sungai, pegunungan dan alam pedesaan lain, tapi yang terlihat nyata dibuku ini adalah bagaimana masa anak-anak itu harus dinikmati, karena masa anak-anak adalah salah satu fase penting dalam kehidupan, bahwa kehidupan adalah suatu petualangan, karena anak-anak itu umumnya imajinatif. Sifat imajinatif Anne inilah yang membuat semua orang kagum padanya, dan dengan imajinasi Anne pula yang ceria dan positif, saya merasa “dicerahkan” kembali mengenai pelajaran hidup yang sempat saya lupakan. 

Bagi penggemar buku-buku Enid Blyton, buku ini juga sangat saya rekomen, kisah persahabatan anak-anak perempuan saat bersekolah, jamuan minum teh, saat-saat menghadapi ujian di sekolah, dll semuanya benar-benar seperti dejavu saat membacanya.

Bagi yang gemar menulis kisah cerita, buku ini juga kasih saran menarik dalam salah satu bab-nya yaitu Terbentuknya Klub Cerita, dan saya setuju sama Anne dalam satu quote-nya, seperti, “Jauh lebih romantis untuk mengakhiri suatu cerita dengan pemakaman daripada dengan pernikahan” dan “terlalu banyak percintaan lebih buruk daripada terlalu sedikit” 😛 (maksud saya apa ini)

FYI, Anne of Green Gables juga termasuk salah satu literatur klasik populer sepanjang masa, bahkan di Jepang, buku ini sudah dimasukkan dalam curriculum pelajaran untuk anak-anak sekolah dasar (wah sayang banget coba di Indonesia juga begitu, seperti Totto Chan, buku ini juga sedikit banyak menjelaskan mengenai metode pendidikan dan pengajaran) setting buku ini di Canada sebagaimana negara asal penulis. Buku ini juga memiliki banyak quote-quote cerdas.

Bahkan setiap bab selalu saja ada inspirasi dan pesan moral dalam ceritanya dan yang saya suka, semua itu tidak diceritakan dengan cara menggurui. Saya setuju kalau cerita Anne of Green Gables juga dimasukkan dalam kurukulum sekolah di Indonesia, karena buku ini menurut saya sangat mendidik dan banyak mengajarkan pesan moral. 

Akhir kata, saya sangat suka dan menikmati membaca buku ini, setelah sekian lama buku anak-anak jaman sekarang lebih banyak berkutat dalam kisah fantasy dan science fiction yang melibatkan terlalu banyak khayalan canggih yang cenderung ribet tentang dunia-dunia ajaib dan mahluk-mahluk mistik dengan plot cerita yang secara general seragam, membaca buku ini ibarat oasis di padang gurun.

RAPID FIRE QUESTION

Awalnya aku tau ini dari fb grup Bebi yang di post sama mbak Winda. Ternyata berkembang menjadi post di blog masing-masing. Rapid Fire Question ini adalah sejenis kuis berantai dan tiap member BBI harus menjawab 10 pertanyaan default dari original question dan 5 pertanyaan tambahan yang di kasih sama pemberi mandat ini ke anggota lain. 
Tadinya sempet mikir, ga bakal kena tags, secara bukan member sesepuh Bebi dan masih nubie, tapi ternyata tengah malam aku dapat tag dari Rosemary @ OceMe via twitter (BTW, silakan visit blog-nya  OceMei’s Little World.) Jadi aku langsung mulai saja yah :
1. Nambah atau ngurangin timbunan?
Salah satu tujuanku gabung Bebi adalah kurangin timbunan buku, apa daya yang terjadi sebaliknya. Timbunan buku malah lebih banyak dari sebelum gabung Bebi (kenapa begitu yah? pasti ada virus penyebar timbunan buku di Bebi)

2. Pinjam atau beli buku?
Tergantung bukunya, kalau yang kurang meyakinkan aku mungkin lebih baik pinjam dulu, tapi aku kalau baca buku suka lama secara susah cari waktu baca dan moody dan aku ini orangnya suka ngga enakan kalau pinjam kelamaan. Tapi kalau covernya menggiurkan aku akan beli 😀

3. Baca buku atau nonton film?
Aku suka dua-duanya, bagiku ada waktunya untuk baca buku dan ada waktunya untuk nonton film. Tapi balik lagi ke masalah mood. Hehehe kalau buku yang aku baca bikin bosan, aku pilih nonton tapi kalau film yang mau ditonton ngga ada yang bagus maka aku lebih baik baca buku.

4. Beli buku online atau offline?
Offline, suka ke toko buku dan melihat tumpukan buku-buku baru di display trus mana tau ketemu diskonan buku-buku lama (mata diskonan). Tapi kalau justru program diskonnya banyak di online, maka online. Intinya offline ataupun online yang utama tetap diskonan 😀

5. (Penting) buku bajakan atau ori?
 Jujur, sejauh ini aku ngga pernah ketemu novel bajakan. Kalau komik bajakan mungkin iya. Dan harga bajakan sama ori juga sama saja dan ga beda jauh, jadi  mending original. Selain itu juga apresiasi ke penerbit asli dan pengarang.

6. Gratisan atau diskonan?
Gratisan tapi masalahnya siapakah yang berbaik hati menjadi donor buat aku? dan aku juga ngga pernah menang giveaway. Gratisan seperti mimpi bagiku jadi mending diskonan, lebih nyata 😀

7. Beli pre-order atau menanti dengan sabar?
Lebih sering sih menanti dengan sabar. Tapi kalau PO nya ada tanda tangan pengarang plus merchandise mending PO kali yah.

8. Buku asing (terjemahan) atau lokal?
 75% rak buku aku banyaknya terjemahan. Tapi sekarang ini aku lagi perbanyak bacaan lokal juga.

9. Pembatas buku penting atau biasa aja?
 Penting, walau suka hilang selesai dibaca karena saya orangnya lupaan. Saya ngga mau lipat halaman buku sebagai penanda halaman terakhir yang saya baca.

10. Bookmark atau bungkus chiki?
 Masih ngga ngerti hubungan bungkus chiki sama bookmark. Maka jawabannya bookmark aja deh,

Oke, aku sudah selesaikan PR pertama dan sekarang PR tambahan dari unnie Rosemary.

1. Membiarkan buku tetap bersih atau mencoretnya?
Tetap bersih donk, kecuali kalau itu text book #eh (kan di Harry Potter juga disarankan mencorat-coret text book)

2. Kumcer atau novel?
Novel, kalau kumcer ada yang disuka ada yang ngga.

3. Severus Snape atau Lord Voldemort?
Kalau waktu mudanya Voldie donk, soal ganteng eh sayang pas udah tua hidungnya jadi hilang #ngasal.com. Tapi overall aku pilih Snape untuk masalah loyalitas, meski yang dicintai sudah tiada, dia akan SELALU mencintainya, ada ga sih manusia yang kayak githu?

4. Membaca buku di toko buku atau membelinya?
Membelinya, kalau komik mungkin baca di toko buku tapi kalau novel lebih enak beli dan mojok baca di rumah supaya lebih konsen bacanya secara perlu imajinasi dan aku butuh ketenangan kalau baca novel.

5. Memiliki kepintaran Hermione atau keahlian terbang Harry Potter?
Kepintaran Hermione. Toh dengan otak pintar ala Hermione pasti bisa bikin jampi-jampi yang bikin kita pintar terbang tanpa harus pakai sapu sekalipun. Kalau Harry kan biar pintar pakai sapu terbang tapi kalau sapunya rusak, gimana? Aku kebetulan tipe yang percaya bahwa kekuatan paling utama itu tetap di otak bukan di otot.

Aturannya harus dilempar ke 5 orang lagi tapi berhubung rata2 sudah pada kena, aku lempar ke dua orang saja deh.

@nonik_hollanda ( http://susunanbuku.blogspot.com/ )
@OrinthiaLee ( http://orinthiaandbooks.blogspot.com/ )

Pertanyaan tambahan dari aku :
1. Science fiction atau high fantasy ?
2. ebook atau paper back (alias cetak) ?
3. Tintin atau Sherlock Holmes?
4. Sampul plastik buku atau tidak?
5. Universe dunia Narnia atau LOTR ?

Hehehe, selamat menjawab, mau jawab di blog masing-masing boleh, mau singkat dan cepat boleh di kolom comment.